Sabtu, 03 September 2011

Memahami Makna Idul Fitri

Masih dalam rangka merayakan Idul Fitri 1432 Hijriyah, ada baiknya kita mengkaji kembali apa sebenarnya makna ‘Idul Fitri. Dalam Islam, kita punya dua istilah ‘id. ada Idul Fitri ada Idul Adha. ‘Id berasal dari bahasa Arab dari akar kata ‘ada yang artinya “kembali”.  Secara etimologis, Idul Fitri berarti “kembali berbuka.”

Perlu adanya pelurusan pemahaman kita tentang al-fitr. Selama ini, Idul Fitri diartikan “kembali ke fitrah.” Sebenarnya yang tepat adalah “kembali berbuka”. Fitr berbeda dengan fitrah. Fitrah memakai ta’ marbutah, sedangkan al-fitr dalam kata Idul Fitri tidak memakai ta’ marbutah.

Tetapi apapun namanya istilah Idul Fitri buat kita adalah “mengungkapkan suatu kegembiraan setelah kurang lebih satu bulan kita yang beragama Islam berpuasa di siang hari dan kembali seperti biasa makan, minum dan berhubungan seks (bagi suami istri) di siang hari.”

Tapi yang paling penting adalah Idul Fitri berarti “kembali ke kampung halaman rohani.” Dengan demikian, yang harus mudik itu sesungguhnya bukan dalam arti biologis. Coba kita lihat akhir-akhir ini mudik lebaran bukan main luar biasa, sampai “merepotkan” semua pihak. Padahal yang urgen adalah melakukan “mudik spiritual atau mudik rohani.” Coba betapa besar “ongkos” yang harus kita bayar. Mudik yang mengiringi Idul Fitri menjadi semacam suatu pesta ritual tahunan yang sangat konsumtif. Bayangkan kalau akumulasi modal atau keuntungan atau gaji yang diperoleh selama satu tahun bekerja di kota tiba-tiba harus habis dalam satu minggu karena mudik biologis ke kampungnya itu. Substansi dari Idul Fitri adalah “pulang ke kampung halaman rohaninya.” Artinya kembali ke hati nurani. Ini yang sangat penting kita garisbawahi.

Selain itu, momentum Idul fitri harus menjadi langkah awal kita dalam mengimplementasikan segala latihan dari ibadah-ibadah yang telah dilakukan selama Ramadhan. Langkah awal ini harus dimanfaatkan sebagai ujung tombak kehidupan yang lebih baik, di mana pencerahan hati, kekuatan iman yang telah dikumpulkan selama ramadhan membuahkan keistiqomahan di jalan Allah pada hari hari berikutnya.

Idul Fitri juga merupakan kemenangan. Tapi bukan kemenangan untuk setiap muslim, melainkan kemenangan untuk muslim yang sungguh-sungguh menjalankan ibadah shaum di bulan Ramadhan. Kemenangan di sini tidak sepatutnya diartikan sebagai pembebasan. Bebas kembali menebar hawa nafsu, bebas makan minum setiap saat, bebas menggunakan harta yang dimiliki. bukan itu arti di balik kemenangan.

Karena sesungguhnya kemenangan bukanlah kebebasan. Kemenangan adalah pembebasan diri dari tunduknya hati selain kepada Allah. Idul fitri merupakan kemenangan yang harus diisi dengan segenap cara yang suci, agar kemenangan tersebut tidak kandas di tengah jalan.

0 komentar:

Posting Komentar

Komentari walau dengan sedikit kata. Jika ingin menambahkan icon smiley, ketik karakter seperti yang tertera di samping kanan icon yang mewakili perasaan anda.

Artikel Popular

Arsip

detikcom

Peringkat Alexa