Kamis, 01 September 2011

Arti Ucapan "Minal 'Aidin wal Faizin" Bukan "Mohon Maaf Lahir Batin"

Alhamdulillah ya...(Syahrini mode on :-p), kemarin (Rabu, 31/08/2011-red), umat Islam Indonesia telah merayakan hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, meskipun ada sedikit insiden mengenai penetapan 1 Syawal 1432 Hijriyah oleh pemerintah yang membuat khalayak kebingungan, namun pada akhirnya tidak mengurangi kemeriahan dan ke-khidmat-annya, justru hal ini dapat diambil hikmahnya yaitu betapa pentingnya menjaga kerukunan Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim). Sebab itu, tidak pada tempatnya membesar-besarkan perbedaan ini, apalagi sampai menimbulkan perselisihan atau kehancuran persatuan dan kesatuan umum Islam, karena Islam sudah mengatur masalah perbedaan tersebut.

Dalam rangka menyambut hari yang agung ini, pastinya tidak terlepas dari kegiatan saling berkirim ucapan antarteman, saudara, dan handai taulan yang terbatas ruang dan waktu sehingga tidak sempat bermaafan dan mengucapkan selamat Idul Fitri secara langsung. Ucapan-ucapan seperti ini di masa lalu (sekitar era ‘80-an dan ’90-an-red) biasanya disampaikan melalui kartu lebaran dan telegram indah, namun ketika teknologi berkembang pesat, aktivitas semacam ini beralih menggunakan SMS lewat ponsel, juga e-mail dan jejaring sosial pada media internet. 

Kalimat apa yang paling banyak diucapkan orang untuk memberi ucapan selamat Idul Fitri? Apalagi kalau bukan “minal aidin walfaizin”, yang biasa dirangkai dengan kalimat “(mohon) maaf lahir batin” sehingga terdengar puitis (kalau tidak salah, kalimat seperti ini dipelopori oleh grup musik asal Bandung yang terkenal sejak 1970-an, Bimbo). Rangkaian kalimat ini tentunya tidak salah, bahkan baik sekali, namun banyak orang beranggapan bahwa “minal aidin walfaizin” itu artinya “maaf lahir dan batin” dalam bahasa Indonesia. 


Sebenarnya, kata “Minal Aidin wal Faizin” adalah berasal dari penggalan sebuah doa yang diucapkan ketika kita selesai menunaikan ibadah puasa yakni: “Taqobbalallahu minna wa minkum wa ja’alanallahu minal ‘aidin wal faizin” yang artinya “Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang telah aku dan kalian lakukan dan semoga Allah menjadikan kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”. Maka arti sesungguhnya dari “Minal Aidin wal Faizin adalah: “Semoga kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”. 

Kesalahan penulisan sedikit saja juga dapat mengubah atau menggeser arti kalimat dalam bahasa Arab, sebab dalam bahasa Arab berbeda satu huruf saja bisa menimbulkan arti yang lain. 
1. Minal ‘Aidin wal Faizin = Penulisan yang benar. 
2. Minal Aidin wal Faizin = Juga benar berdasar ejaan Indonesia. 
3. Minal Aidzin wal Faidzin = Salah, karena penulisan “dz” berarti huruf “dzal” dalam abjad Arab. 
4. Minal Aizin wal Faizin = Salah, karena pada kata “Aizin” seharusnya memakai huruf “dal” atau dilambangkan huruf “d” bukan “z”. 
5. Minal Aidin wal Faidin = Juga salah, karena penulisan kata “Faidin”, seharusnya memakai huruf “za” atau dilambangkan dengan huruf “z” bukan “dz” atau “d”. 

Selain ucapan “minal aidin wal faizin”, diantara kita juga sering menerima ucapan sebagai berikut: “Taqabalalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum”, yang artinya “Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang telah aku dan kalian lakukan, puasaku dan puasa kalian”.

Semoga posting ini bermanfaat. Tak lupa “Aneka Rasa Dengan Cinta” mengucapkan Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1432 H, taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, wa ja’alanallahu minal ‘aidin wal faizin. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang kembali pada fithrah.

0 komentar:

Posting Komentar

Komentari walau dengan sedikit kata. Jika ingin menambahkan icon smiley, ketik karakter seperti yang tertera di samping kanan icon yang mewakili perasaan anda.

Artikel Popular

Arsip

detikcom

Peringkat Alexa