Rabu, 13 Juli 2011

Indonesia Open 2011, Tiga Tahun Berturut-turut Tanpa Gelar

Semula harapan untuk mengakhiri paceklik gelar di turnamen Indonesia Open Superseries sejak 2008 terbentang lebar ketika satu persatu pemain Indonesia meraih kemenangan di babak perdelapan final. Para suporter yang datang ke lapangan maupun yang menyaksikan di layar kaca, menyimpan harapan demikian tinggi terhadap mereka.

Pasangan belia, Angga Pratama/Ryan Agung Saputra memulai asa itu dengan menekuk unggulan kedua dari Korsel, Lee Young-dae/Jung Jae-sung hingga di luar dugaan lolos ke perempat final. Berikutnya para senior, Markis Kido/Hendra Setiawan dan Bona Septano/Muhammad Ahsan juga sukses menaklukan lawannya masing-masing, yaitu unggulan pertama asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen dan unggulan keempat dari Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.
Di sektor lain, pasangan ganda campuran unggulan keempat, Ahmad Tantowi/Liliyana Natsir yang menghadapi ganda Jepang, Shoji Sato/Shizuka Matsuo serta Frans Kurniawan/Pia Zebadiah yang bertarung melawan sesama pemain pelatnas, Muhammad Rijal/Debby Susanto, juga mengikuti jejak sukses tiga pasang ganda putra kita. Sementara di ganda putri, pasangan Gresyia Polii/Meliana Jauhari berjaya setelah melewati pertarungan dramatis melawan pasangan India, Jwala Gutta/Ashwini Ponnappa. Begitupun dengan pasangan non unggulan perpaduan senior-junior Vita Marissa/Nadya Melati tak mau kalah melaju ke perempat final usai menaklukan unggulan kedua asal Taiwan, Cheng Wen Hsing/Chien Yu Chin.  Namun di tunggal putri, Indonesia hanya diwakili Adriyanti Firdasari yang mengalahkan pebulutangkis Taiwan, Tzu Ying Tai. Taufik Hidayat, satu-satunya wakil tunggal putra kita di perdelapan final juga sukses menekuk lawan yang selama ini sukar ia taklukan yaitu Bao Chun Lai dari China.

Namun kebahagiaan itu satu persatu mulai terenggut di perempat final. Indonesia menyisakan satu ganda campuran Tantowi/Liliyana, satu ganda putri Vita/Nadya, dan dua ganda putra, Bona/Ahsan dan Kido/Hendra. Sungguh disayangkan, dua ganda putra itu gagal tampil di final, keduanya dikalahkan ganda-ganda China pada babak semifinal, walaupun penampilan mereka cukup luar biasa. Akhirnya, di partai final kita tinggal menyisakan Tantowi/Liliyana dan pasangan mengejutkan Vita/Nadya.
Tak ada yang dapat disalahkan dari kegagalan kita tahun ini. Ganda campuran Ahmad Tantowi/Liliyana Natsir sudah menampilkan permainan yang memukau, tapi sayangnya nasib belum berpihak, pasangan Zhang Nan/Zao Yunlei sebagai lawan pun memuji penampilan mereka dalam konferensi pers usai pertandingan. Vita Marissa/Nadya Melati juga tak pantas disalahkan, mencapai final saja sudah jadi prestasi luar biasa buat pasangan non unggulan ini. Wajar saja jika mereka keteteran menghadapi ganda putri nomor satu dunia yang juga asal China, Wang Xiaoli/Yu Yang.

Harapan untuk menapaki prestasi demi prestasi seperti di masa lalu memang mulai muncul, regenerasi mulai berkembang meski belum luar biasa, namun kita harus terus berlari untuk mengejar ketertinggalan, karena tahun depan kita akan menghadapi banyak kejuaraan besar seperti Thomas-Uber Cup dan Olimpiade. Semoga tradisi emas Olimpiade masih bisa dicatat para pemain kita di London 2012.

Hasil final Djarum Indonesia Open OSIM BWF Badminton Superseries Premier 26 Juni 2011

Ganda Putra
Cai Yun/Fu Haifeng (China) Vs Chai Biao/Guo Zhendong (China) : 21-13,  21-12

Tunggal Putra
Lee Chong Wei (Malaysia) Vs Peter Hoeg Gade (Denmark) : 21-11, 21-7

Tunggal Putri
Wang Yihan (China) Vs Saina Nehwal (India) : 12-21, 23-21, 21-14

Ganda Campuran
Zhang Nan/Zhao Yunlei (China) Vs Ahmad Tantowi/Liliyana Natsir (Indonesia): 20-22, 21-14, 21-9

Ganda Putri
Wang Xiaoli/Yu Yang (China) Vs Vita Marissa/Nadya Melati (Indonesia) : 21-12, 21-10

0 komentar:

Posting Komentar

Komentari walau dengan sedikit kata. Jika ingin menambahkan icon smiley, ketik karakter seperti yang tertera di samping kanan icon yang mewakili perasaan anda.

Artikel Popular

Arsip

detikcom

Peringkat Alexa