Selasa, 29 November 2011

Batu Sandungan Itu Bernama Malaysia


Akhirnya duel klasik yang beraroma dendam dan perang dingin antara dua negara tetangga yang sangat dekat itu kembali menjadi milik Malaysia. Ya, pertempuran ketat di sepak bola yang selalu menjadi arena dan sarana untuk dijadikan ajang menunjukkan gengsi dan eksistensi antar kedua negara, Indonesia dan Malaysia, seolah harus selalu menjadi milik mereka. Bahkan sehebat apapun permainan yang ditampilkan tim Garuda, seolah tak berarti jika lawan yang dihadapi adalah Malaysia. Setahun lalu, negeri jiran itu menorehkan luka yang dalam di ajang Piala AFF 2010, dan kini giliran Garuda Muda yang dua kali dipermalukan (sekali di babak penyisihan Grup A-red) sang Harimau Malaya Muda di depan publik sendiri.

Sungguh ironis, di kala prestasi sepak bola sedang melesat tajam, terbukti dengan selalu berhasilnya Indonesia menumbangkan sang Raja Asia Tenggara, Thailand, juga Singapura dan Vietnam. Terakhir, Vietnam dibabat 2-0 tanpa balas di semifinal SEA Games, namun ternyata Malaysia, yang sebenarnya memiliki permainan yang tidak lebih baik dari kita, selalu menjadi batu sandungan bagi Indonesia dalam meraih gelar impian. Malaysia bahkan kesulitan untuk menumbangkan Myanmar di babak semifinal SEA Games tersebut.


Setelah kedudukan imbang 1-1 di 90 menit, kedua tim tidak juga mampu mencetak gol di babak perpanjangan waktu 2x15 menit. Untuk menentukan juara, pertandingan harus dilanjutkan dengan adu tendangan penalti.

Titus Bonai sebagai penendang pertama berhasil mencetak gol. Malaysia mampu membalas berkat tendangan Mahali. Indonesia gagal di eksekusi kedua karena tendangan Gunawan Dwi Cahyo membentur tiang sebelah kiri. Penendang kedua Malaysia, Fandhi justru mampu menaklukkan Kurnia Meiga.

Sang kapten, Egi Melgiansyah menjadi eksekutor ketiga dan berhasil menundukkan Fakhmi. Penendang ketiga Malaysia, Fakhri gagal melesakkan bola karena mampu ditepis oleh Kurnia Meiga. Abdulrahman maju sebagai penendang keempat dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Fadhli juga menjalankan tugasnya dengan baik sebagai penendang keempat Malaysia.


Indonesia gagal mencetak gol karena sepakan penendang terakhir, Ferdinand Sinaga mampu dijinakkan Fakhmi. Sementara eksekutor terakhir Malaysia, Baddrol sukses membobol gawang Kurnia Meiga dan membawa Malaysia meraih emas sepak bola SEA Games XXVI.

Namun tidak seharusnya kita terpuruk dalam duka, mari kita hargai prestasi atlet cabang olahraga lainnya yang sukses membuat Indonesia kembali menjadi Raja Olahraga di Asia Tenggara, semoga bisa dipertahankan dan berlanjut di tingkat Asia serta dunia. Kita dukung dan yakini bahwa Indonesia bisa!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Komentari walau dengan sedikit kata. Jika ingin menambahkan icon smiley, ketik karakter seperti yang tertera di samping kanan icon yang mewakili perasaan anda.

Artikel Popular

Arsip

detikcom

Peringkat Alexa