Stadion Persib Jl. A. Yani Bandung (dulu Sidolig) tempat para pemain Persib berlatih
Awal Persib memiliki gedung yang kini berada di Jalan Gurame Nomor 2, adalah upaya R. Soendoro, seorang overste replubiken yang baru keluar dari LP Kebonwaru pada tahun 1949. Pada waktu itu, melalui kepengurusan yang dipimpinnya, Soendoro menghadap kepada R. Enoch yang kebetulan kawan baiknya. Dari hasil pembicaraan, Walikota mendukung dan memberikan sebidang tanah di Jalan Gurame sekarang ini.
Pada saat itu, karena kondisi keuangan yang memprihatinkan, Persib tidak memiliki dana untuk membangun gedung, Soendoro kembali menemui Walikota dan menyatakan, “Taneuh puguh deui, tapi rapat ditiungan ku langit biru”, kata Soendoro. Akhirnya Enoch juga membantu membangun gedung yang kemudian mengalami dua kali renovasi. Kiprah Soendoro sendiri di dunia sepak bola diteruskan putranya, antara lain, Soenarto, Soenaryono, Soenarhadi, Risnandar, dan Giantoro serta cucunya Hari Susanto.
Kantor Sekretariat Persib
Dalam menjalankan roda organisasi beberapa nama yang juga berperan dalam berputarnya roda organisasi Persib adalah Mang Andun dan Mang Andi. Kedua kakak beradik ini adalah orang lapangan Persib. Tugas keduanya, sekarang ini dilanjutkan oleh putra dan menantunya, Endang dan Ayi sejak ‘90-an. Selain juga staf administrasi Turahman.
Renovasi pertama dilakukan pada kepemimpinan Kol. CPM Adella (1953-1963). Kini sekretariat Persib di Jalan Gurame itu sudah cukup representatif, apalagi setelah Ketua Umum H. Wahyu Hamijaya (1994-1998) merenovasi gedung tersebut sehingga menjadi kantor yang memadai untuk mewadahi berbagai kegiatan kesekretariatan Persib.
Stadion Siliwangi, tempat laga kandang Persib hingga tahun 2007
Kemampuan Persib menjaga nilai-nilai dan tradisinya serta menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tentu tidak lepas dari figur Ketua Umum, bukan hanya figur yang berkemampuan mengelola organisasi agar tetap survive, melainkan juga figur yang mampu menggali potensi dan mengakomodasikan kekuatan yang ada, sehingga kiprah Persib dalam kancah sepakbola nasional terus berlangsung lewat berbagai karya dari sebuah klub berjuluk "Pangeran Biru" dan "Maung Bandung" ini. Maung dalam bahasa Indonesia berarti Harimau.
Kemampuan itulah yang membuat Persib tak hanya dicintai masyarakat Bandung, namun digilai se-antero warga tanah Pasundan dan Banten, meski di Jawa Barat bermunculan tim-tim lain yang berprestasi, seperti Bandung Raya, Persita Tangerang (ketika itu belum masuk provinsi Banten-red), Persikab Bandung, dan Persikabo Bogor. Inilah salah satu kelebihan eksistensi Persib dibanding klub-klub lain di Indonesia. Provinsi lain boleh memiliki tim-tim tangguh, namun kecintaan warganya terbagi-bagi dan tak terfokus. Pesona sang 'Maung' begitu mengakar kuat di tatar Sunda dan mengaliri darah-darah urang Sunda yang mengistilahkan nama mereka sebagai "Bobotoh", sehingga mereka menyebutkan ungkapan "Persib Aing" artinya "Persib Aku" (dengan penekanan bahasa Sunda kasar-red). Bagaimanapun prestasinya, kalah atau menang tetap "Persib Aing".
Ucapan terimakasih untuk simamaung.com, th1979.wordpress.com,
dan jurnalpersibonline.blogspot.com atas izin untuk mengutip gambar dan beberapa baris artikelnya.
dan jurnalpersibonline.blogspot.com atas izin untuk mengutip gambar dan beberapa baris artikelnya.
Sebelumnya :
Sejarah Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PERSIB) -1-
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar